Tips Menjadi Pemenang di Dunia Kerja

2.08.2008

Sepuluh Tips untuk Menjadi Pemenang di Dunia Kerja

“Bapak mengajar dengan sangat menarik dan tampaknya bapak

sangat menguasai materi yang diberikan ..” ujar seorang

mahasiswa kepada dosennya yang separuh baya. sambil

tersenyum, dosen tersebut hanya menjawab ,” Terima kasih”.

Dengan wajah penuh penasaran , sang mahasiswa ini kembali

bertanya, “Kalau boleh tahu, bapak sudah mengajar berapa

tahun ?”. Sang dosen terdiam sejenak sambil berpikir. “ Ya, sekitar

dua puluh lima tahun,” katanya

Inti persoalan

Seorang mahasiswa lain yang sedari tadi menguping percakapan

tersebut tampak penasaran. Setelah sang dosen berlalu, ia

kemudian menghampiri mahasiswa yang tadi berbicara dengan

sang dosen.” Saya agak ragu kalau ia berpengalaman mengajar

selama itu , sebab saat mengajar tadi saya melihat ada tulisan

tahun 1990 di transparant yang dipakainya. Transparannya juga

agak kotor. barangkali sudah lama atau dari tahun 1990 kali . Jadi

tampaknya ia tidak memiliki pengalaman mengajar selama 25

tahun melainkan bisa jadi ia hanya memiliki pengalaman mengajar

satu tahun yang kemudian diulanginya sebanyak 25 kali” katanya .

Sekilas komentar diatas tampak agak “sinis” namun pernyataan

tersebut juga agak masuk akal. “Baru-baru ini seorang teman yang

kebetulan seorang pengusaha melakukan rekrutmen di

perusahaannya. Ia kemudian mendapatkan beberapa kandidat yang

akan mengisi posisi strategis di perusahaannya . Para kandidat

tersebut kemudian diundangnya untuk tes wawancara. Yang

menarik, ada satu kandidat yang pengalaman kerjanya terbilang

senior alias 20 tahun. Namun , di sisi lain ada hal yang kelihatan

agak janggal. Dari Curriculum Vitae terlihat bahwa karir sang

kandidat ini hanya tampak cemerlang di lima tahun pertama

kerjanya. setelah itu biasa-biasa saja. Ada apa gerangan ? . Ketika

test wawancara dilakukan, tampak jelas kalau sang kandidat ini

tidak berkembang karirnya di perusahaan terdahulu karena ia tidak

meng-upgrade secara kontinyu pengetahuan dan keteerampilan

yang dimilikinya. Alhasil karirnya pun dengan mudah disalib oleh

junior-juniornya. “ Bisa jadi ia hanya memiliki pengalaman kerja

selama lima tahun yang kemudian diulanginya sebanyak empat

kali. Kerja bukan lagi menjadi sesuatu yang menggairahkan

baginya melainkan hanya sekedar rutinitas”, kata pengusaha ini.

Secara priabdi, saya termasuk orang yang sangat tidak percaya

kalau profesionalitas (dan kedewasaan) seseorang ditentukan oleh

usia dan gelar akademik yang disandangnya. Dari perjalanan hidup

dan perjalanan karir, saya menemukan tidak sedikit profesional

yang hanya bertambah usia serta jumlah tahun pengalaman

kerjanya namun tidak sungguh-sungguh bertumbuh . Fenomena ini

sebetulnya sangat menyedihkan.

Saya percaya kalau yang namanya makhluk hidup harus senantiasa

bertumbuh. Aplikasinya adalah menjadi orang yang lebih baik dari

waktu ke waktu. Sayangnya, masih banyak anak manusia yang

memiliki hobi bernyanyi lagu ”aku masih seperti yang dulu “

Tips praktis

Sesungguhnya, kehidupan serta pekerjaan yang kita miliki dapat

menjadi semacam sarana bagi kita untuk menunjukkan siapa diri

kita yang sebenarnya. Prestasi kta disebuah perusahaan juga akan

secara langsung menunjukkan jati diri kita. Alangkah bahagianya

jika kita menyadari ada sebuah kesempatan berharga yang yang

terbentang untuk kita pada saat diterima bekerja di sebuah

perusahaan. Ya, kita memiliki kesempatan untuk menjadi

pemenang sekaligus juga pecundang dalam dunia kerja.

Pilihannya ada ditangan kita sendiri. Perkenankanlah saya untuk

membagikan sejumlah tips yang kiranya dapat untuk

menghantarkan naik ke tingkat yang lebih tinggi dalam karir Anda.

Pertama, bekerjalah sesuai dengan potensi diri

anda .

Banyak orang yang tidak berhasil dalam hidup karena mereka

bekerja di bidang yang sesungguhnya tidak mereka sukai atau

tidak mereka kuasai. Alhasil, prestasi yang mereka peroleh tidak

pernah maksimal. Lantas, bagaimana kita bisa tahu potensi diri

kita ? Ada berbagai pendekatan untuk menjawab hal itu, antara lain

carilah pekerjaan yang membangkitkan gairah Anda atau Anda

merasa senang ketika mengerjakannya (passion) Dengan demikian

pekerjaan tidak lagi dirasakan sebagai beban karena Anda sangat

menikmatinya meski (terkadang) Anda barangkali tidak

memeperoleh upah dalam bentuk uang atau materi.Bisa jadi bidang

itu tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan formal Anda.

Selain itu bekerjalah di bidang yang anda bisa atau

mahir(strength) , bukan bidang yang sulit bagi anda. Orang yang

senantiasa melakukan pekerjaan yang sebetulnya sulit baginya

lambat laun akan merasa depresi.Pekerjaan hanya akan menjadi

beban baginya.

Kedua, utamakan hubungan baik dengan semua

orang.

Kompetensi tanpa didukung dengan kemampuan membina

hubungan baik akan menjadi penghalang bagi karir seseorang.

Sebaliknya jika seseorang mampu berhubungan baik dengan

sesama (termasuk atasan rekan kerja, bawahan, konsumen, dsb)

maka ia akan lebih mudah mendapat dukungan. Orang yang tidak

mampu berhubungan baik dengan orang lain akan sangat sulit

bekerja sama dalam sebuah tim. Bukankah kita semua sadar kalau

sebuah prestasi besar hanya mungkin dicapai jika kita bekerja

dalam sebuah tim?

Ketiga, tunjukkan minat dan ketulusan untuk

membantu rekan kerja lebih sukses

Hal ini bisa diwujudkan melalui tindakan proaktif dalam bekerja,

ketersediaan memberikan ide atau kritik yang membangun serta

kesediaan untuk berbagi ilmu dengan rekan kerja lainnya.

Keempat, berikan lebih dari yang diminta

Orang yang bekerja pas banrol akan mendapat upah yang pas

banrol pula . Berikan yang terbaik yang mapu Anda berikan.

Sayangnya banyak juga orang yang sering berkata, “kalau gaji

dinaikkan tentu saya akan bekerja lebih giat lagi “ Ini bukan sikap

yang bijaksana. Bukankah hukum alam mengajarkan dengan tegas

bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur dan bukan sebaliknya?

Jadi menabur dulu baru menuai kemudian. Lakukan yang terbaik

dulu maka upah, promosi jabatan dsb akan mengikuti kita.

Seorang sahabat pernah mengingatkan saya kalau orang yang

paling memberatkan perusahaan bukanlah karyawan dengan gaji

paling tinggi melainkan karyawan yang tidak produktif. Oleh

karena itu jadikanlah diri Anda berharga bagi

perusahaan.Kehadiran dan ketidakhadiran Anda dalam perusahaan

tersebut seharusnya memberi warna tersendiri. Yang paling

berbahaya jika kehadiran Anda sama sekali tidak memberikan nilai

tambah atau bahkan nilai minus bagi perusahaan. saya sering

mengatakan kalau karyawan yang baik ibarat tulang rusuk bagi

perusahaan.

Kelima, bergaul lintas departemen.

Hal ini sangat penting agar Anda memahami organisasi secara

keseluruhan dan makin sadar kalau kesuksesan organisasi

ditentukan oleh kesuksesan tiap bagian atau departemen di

dalamnya. Dengan demikian, Anda akan semakin rendah hati.

Tana bergaul lintas departemen, seseorang cendrung menjadi

sombong dan berpikir kalau departemennyalah yang paling penting

dan paling berjasa bagi keberhasilan perusahaan

Keenam, terlibatlah dalam kegiatan informal

Misalnya piknik bersama, tahun baru bersama ataupun olahraga.

Kegiatan seperti ini tidak hanya mengakrabkan hubungan namun

sekaligusmemperluas lingkaran pengaruh Anda sehingga akan

memudahkan Anda jika satu hari nanti Anda menempati posisi

strategis sebagai pemimpin di perusahaan tersebut.

Ketujuh, perioritaskan pekerjaan Anda

Sekedar sibuk tidaklah berarti Anda orang yang berprestasi. Oleh

sebab itu Anda harus membuat agenda mengenai hal apa saja yang

harus Anda lakukan dan mendisiplinkan diri Anda untuk

mengerjakannya. Pepatah mengatakan disiplin beratnya berkilokilo

namun penyesalan beratnya berton-ton. Fokus untuk

mengerjakan perioritas pekerjan Anda akan membuat Anda

menjadi orang yang lebih produktif.

Kedelapan, evaluasi berkala kinerja Anda

Semakin lama seorang bekerja disebuah perusahaan, semakin ia

punya kemungkinan “terjebak” dalam rutinitas . Agar hal initidak

terjadi pada diri Anda, ushakan secara rutin melakukan evaluasi

atas kinerja Anda.Selain itu sebaiknya Anda memiliki seorang

rekan yang bisa melakukan evaluasi terhadap kinerja Anda. Orang

tersebut barangkali bisa menjadim mitra akuntabilitas bagi Anda

sehingga memacu Anda untuk terus bertumbuh.

Kesembilan, tingkatkan pengetahuan dan

keterampilan Anda

Kalau Anda bertumbuh perusahaan Anda akan bertumbuh. Dunia

yang terus berubah ditambah kompetesi yang semakin ketat

seharusnya menjadi alarm peringatan. Prestasi masa lalu, nama

besar, bukanlah jaminan untuk terus berhasil. Jangan ragu untuk

mengikuti berbaga pelatihan, membaca buku-buku pengembangan

diri dan juga buku-buku yang sesuai dengan bidang pekerjaan

Anda, serta belajar dari mereka yang lebih ahli atau lebih

berpengalaman. Saya kenal seorang teman yang menjadi manager

HRD disebuah bank swasta terkemuka di tanah air yang tidak

ragu-ragu menginvestasikan dana pribadinya untuk terus belajar.

Bau-baru ini ia mengikuti sebuah pelatihan di Singapura dengan

biaya sendiri. Dia sepenuhnya sadar, kalau tidak bertumbuh ia

akan menjadi “manusia karatan”.

Kesepuluh, nikmati waktu libur Anda

Alangkah sayangnya jika hidup hanya kita habiskan untuk bekerja.

Sesekali kita juga harus mengambil waktu untuk benar-benar lepas

dari dunia kerja, untuk beristirahat dan menghimpun tenaga baru.

Ambil waktu untuk berdoa dan bersyukur atas semua karunia-Nya.

Atau sekedar menghabiskan waktu dengan keluarga untuk

menunjukkan kepada mereka betapa Anda mengasihi mereka.

Berlibur dengan keluarga tercinta seringkali membawa kesegaran

dan energi baru dalam menghadapi hari-hari yang akan datang.

Bagaimana menurut pengalaman Anda ?